google.com, pub-4356088970782512, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Merancang sistem fail safe design pada plc
google.com, pub-4356088970782512, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Merancang sistem fail safe design pada plc

    Pengertian Fail safe design


    Pengertian Fail safe design adalah cara membuat design yang digunakan memberikan sinyal kepada sebuah alat instrument disaat ada kegagalan sistem, contohnya wire break atau kabel terputus, namun tetap dapat memberikan keamanan terhadap sebuah plant.


    Hal penting Untuk membuat  petunjuk sinyal bekerja adalah fail safe design mengunakan sistem PLC ,sistem ini sama seperti sistem menggunakan relay elektromekanis.


    fail safe design


    Ada dua jenis fail safe design

    Dalam perencanaan membuat fail safe design,terdapat  dua jenis fungsi,dimana masing masing fungsi memberikan petunjuk untuk memperbaiki kegagalan sistem

    1. Fail to OpenJenis ini digunakan untuk blowdown valve. Pengertian blowdown valve yaitu dimana ketika ada terjadi kegagalan sistem, maka secara otomatis valve akan membuka.
    2. Fail to Close Jenis ini digunakan untuk shutdown valve. Sedangakan Pengertian shutdown valve yaitu ketika ada kegagalan pada sistem, maka secara otomatis valve akan menutup.

    Contoh perintah sistem fail to close: ketika sebuah level transmitter pada sebuah tangki mempunyai batas atas untuk High High. Jika High High terjadi, secara otomatis control valve akan menutup untuk mengurangi masuknya fluida ke dalam tangki.


    Ketika Pada keadaan normal,disaat terjadi kerusakan pada kabel level Transmitter yang terhubung ke control system (PLC/DCS), maka control system tidak mendapatkan nilai level dari tangki, secara otomatis control valve akan menutup penuh demi mencegah High High yang tidak dapat diantisipasi.


    Kita harus selalu mempertimbangkan dampak dari gagal (terbuka) kabel pada perangkat atau perangkat yang dikendalikan.


    Perhatikan contoh berikut, dimana rangkaian kontrol motor memilik masalah:  jika kabel input untuk X2 (push button NO) mengalami fail (open), tidak akan ada cara untuk menghentikan motor!


    Solusi untuk masalah tersebut adalah pembalikan logika antara "kontak" X2 di dalam program PLC dan tombol STOP. PB STOP yang awalnya NO  diganti dengan PB STOP yang NC akibatnya maka kontak X2 yang tadinya NC kita buat menjadi NO. Sebagai berikut : 


    Maka dengan kondisi diatas, masukan X2 akan mendapatkan energi sehingga kontak X2 (NO) dalam PLC akan menjadi close. Tetapi jika terjadi kegagalan terbuka (kabel putus), otomatis  input X1 akan kehilangan energi, sehingga kontak X1 dalam PLC akan kembali ke kondisi normalnya (NO). 


    Akibatnya Motor tidak akan dapat di start sampai PB stop diganti. Secara fail safe design, ini lebih baik dilakukan daripada motor bisa dijalankan tetapi tidak bisa dihentikan. Tidak aman.     


    Selain input (X) dan output (Y) unsur program, PLC menyediakan  memory internal (internal relay) yang tidak ada hubungannya dengan komponen luar.  Pada dasarnya memory internal  sama seperti memory X (mewakili input) dan Y (mewakili output). 


    Biasanya digunakan untuk membantu menyederhanakan rangkaian logika yang rumit, pembalikan logika, atau dummy memory. Untuk setiap brand PLC, penamaan internal memorynya berbeda-beda. 


    Untuk menunjukkan bagaimana salah satu penggunaan internal  relay, perhatikan rangkaian program dibawah ini dimana kita akan membangun fungsi gerbang NAND tiga-masukan. Internal relay kita namakan dengan C1:

    FAIL SAFE LADDER LOGIC PROGRAM video

     
    LihatTutupKomentar